Roy Suryo yang ketika diwawancara selepas bertemu presiden mengaku
“posisi ini di luar kompetensi saya dan masyarakat memiliki very low low
expectation kepada saya” bukannya tidak layak sama sekali menjadi
Menpora. Roy Suryo bisa memanfaatkan keahliannya selama ini: membedakan
foto porno asli atau palsu.
Di tengah konflik PSSI vs KPSI yang tidak berujung ini kita bisa
berharap Roy Suryo bisa menilai mana surat/dokumen palsu dari FIFA,
menilai mana kongres dan anggota yang resmi/palsu, juga kubu mana yang
memiliki niat murni/palsu dalam memajukan prestasi sepakbola Indonesia.
Harapan lain yang bisa kita gantungkan kepada Roy Suryo adalah munculnya
Pelatnas Digital. Di tengah situasi lapangan olahraga yang tergusur
untuk dibangun hunian, generasi muda bangsa ini lebih akrab dengan
konsol game ketimbang permainan luar ruang.
Daripada sibuk memperjuangkan keberadaan lapangan olahraga (ruang
terbuka hijau saja nasibnya tidak jelas) lebih baik fokus memanfaatkan
potensi yang ada. Banyaknya jumlah warnet dan game center di Indonesia
bisa menjadi tambang emas munculnya jagoan-jagoan Pro Evolution Soccer,
Counter Strike atau Warcraft DOTA.
Tepat atau tidaknya kita tidak bisa melihat secara cepat, karena semua butuh proses. Tapi kita semua berharap Bapak Roy Suryo dapat mendamaikan kedua piha(PSSI vs KPSI) yang sedang memanas saat ini.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar