Situs Presiden
Republik Indonesia, Dr. H. Susilo Bambang Yodhoyono kembali di serang oleh
komunitas hacker Indonesia pada tanggal 9 Januari 2013, setelah pada tahun 2007
lalu juga terjadi serangan yang sama.
"Ini bukan kejadian pertama, tapi tiap kali terjadi kami selalu mengambil langkah-langkah cepat untuk melakukan pemulihan agar publik bisa secepatnya mengakses kembali," kata Daniel Sparringa, Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Politik.
Daniel, yang juga Pemimpin Redaksi situs Presiden SBY ini, menyampaikan hal ini di Binagraha, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (10/1) siang.
Laman resmi Presiden SBY memiliki dua alamat, yakni www.presidensby.info dan www.presidenri.go.id. Yang diserang kemarin ini adalah www.presidensby.info. DNS Server-nya ada yang di dalam negeri maupun luar negeri. Situs Presiden SBY ini dikelola oleh Kantor Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik.
Serangan terhadap laman ini selama beberapa saat pada Rabu (9/1) pagi kemarin merupakan serangan kedua, yang pertama terjadi pada 2007 lalu. Kasus ini sedang ditangani Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri karena termasuk kejahatan dunia maya atau cyber crime.
Penyerangan terhadap situs Presiden SBY terjadi setiap hari, tapi selalu bisa diatasi. "Serangan serupa juga terjadi pada situs-situs pemerintah di negara manapun. Hal ini biasa terjadi," Daniel Sparringa menambahkan.
Sementara itu, Menkominfo Tifatul Sembiring sebelum menghadiri rapat terbatas kabinet di Kantor Presiden, siang tadi, menjelaskan pelaku serangan bisa dilacak asalkan log server belum dihapus atau belum rusak.
"Nanti kami akan bicarakan dengan tim untuk memindahkan DNS Server yang di luar negeri ke Indonesia," ujar Tifatul menjawab wartawan.
Alternatif lainnya, lanjut Tifatul, DNS Server yang di Texas, Amerika Serikat, menjadi secondary. "Seperti kasus peretasan oleh anonymous terhadap situs resmi pemerintah Israel ketika perang melawan Palestina," Tifatul menjelaskan.
Menurut Menkominfo, peretasan internet di Indonesia setahun mencapai 36,6 juta. "Kita harus lebih berhati-hati," Tifatul mengingatkan.
Mereka yang
menamakan dirinya Jember
Hacker Terorist (JHT) sempat mengambil alih situs resmi
presiden yang dikelola langsung oleh Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi
Politik yang beralamat di http://www.presidensby.info. Menurut Daniel Sparringa
yang merupakan Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Politik dan sekaligus
pimpinan redaksi situs resmi presiden mengungkapkan bahwa serangan terhadap
situs presiden bukan sebuah hacking, melainkan pengalihan alamat Internet
Protokol atau IP Address.
Laman resmi
Presiden SBY memiliki dua alamat, yakni www.presidensby.info
dan www.presidenri.go.id,
dan yang menjadi target penyerangan adalah www.presidensby.info.
Seperti yang
dilansir Merdeka.com, kelompok peretas tersebut meretas situs beralamat http://www.presidensby.info,
dengan alasan kecewa terhadao SBY yang dinilai gagal memimpin Indonesia. Bahkan
koruptor semakin meningkat.
“Korupsi
semakin merajalela, rakyat miskin di mana-mana! Yang kaya semakin kaya, yang
miskin semakin miskin,” by JHT.
JHT berujar
akan terus memperjuangkan apa yang selama ini diyakininya sebagai sebuah
kebenaran. “Kami tidak
diam!” Tegas perwakilan JHT.
Kini kasus
penyerangan terhadap situs resmi presiden SBY sedang ditangani Badan Reserse
Kriminal (Bareskrim) Polri karena termasuk kejahatan dunia maya atau cyber crime.
Ada beberapa
motif yang biasanya dimiliki peretas. “Motif hackers
tertinggi adalah ekonomi, kadang-kadang juga reputasi mereka, kadang-kadang
orang iseng. Bagi mereka itu prestasi sendiri,” kata Tifatul
Tidak ada komentar:
Posting Komentar