Kamis, 08 Desember 2011

Mengelola Konflik Organisasi

Definisi Konflik Organisasi

Menurut Soerjono Soekanto konflik adalah suatu proses sosial yang terjadi pada inividu ataupun kelompok yang dilakukan untuk mencapai tujuannya dengan cara yang yang menentang atau dengan cara melawan pihak lain yang diikuti dengan ancaman dan kekerasan. 
Konflik dalam organisasi disebut sebagai The Conflict Paradoks, yaitu pandangan bahwa sebuah konflik dianggap dapat meningkatkan kinerja kelompok, tetapi di sisi lain kebanyakan kelompok dan organisasi berusaha untuk meminimalisasikan konflik.

Perbadaan Pandangan Tradisional dan Interaksionis Mengenai Konflik
  1. Pandangan tradisional (The Traditional View). Konflik biasanya disebabkan oleh kesalahan manajer dalam merancang dan memimpin organisasi. Dikarenakan kesalahan ini, manajer sebagai pihak manajemen bertugas meminimalisasikan konflik. Oleh sebab itu konflik adalah suatu hal yang buruk, sesuatu yang negatif, merugikan, dan harus dihindari. Konflik disinonimkan dengan istilah violence, destruction, dan irrationality. Konflik ini juga akan menimbulkan komunikasi yang buruk, kurang kepercayaan, keterbukaan di antara orang – orang. 
  2. Pandangan interaksionis (The Interactionist View). Pandangan ini lebih mendorong suatu kelompok atau organisasi terjadi sebuah konflik. Hal ini disebabkan suatu organisasi yang kooperatif, tenang, damai, dan serasi cenderung menjadi statis, apatis, tidak aspiratif, dan tidak inovatif. Oleh karena itu, menurut pandangan ini, konflik perlu dipertahankan pada tingkat minimum secara berkelanjutan sehingga tiap anggota di dalam kelompok tersebut tetap semangat, kritis – diri, dan kreatif.

Sumber Utama Penyebab Konflik

Idividu-individu yang terdapat dalam sebuah organisasi mempunyai banyak tekanan yang mengakibatkan timbulnya konflik. Berikut adalah sumber utama penyebab konflik :

  1. Pembagian sumber daya-sumber daya yang terbatas.
  2. Perbedaan dalam tujuan.
  3. Adanya ketergantungan dalam bekerja.
  4. Perbadaan penilaian atau persepsi.
  5. Sifat yang masih individualisme.

Teknik-Teknik Utama Pemecahan Konflik
  1. Subjugation atau domination, yaitu penyelesaian konflik dengan orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar untuk dapat memaksa orang atau pihak lain menaatinya. Namun sisi negatif dari cara ini adalah akan ada pihak yang akan dirugikan atau tidak puas dengan keputusan.
  2. Elimination, yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam konflik, yang diungkapkan dengan ucapan antara lain : kami mengalah, kami keluar, dan sebagainya.
  3. Kompromi, yaitu pencarian jalan tengah untuk menyelasikan konflik, pemecahan dengan cara kompromi adalah caranya yang demokaratis, tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
  4. Integrasi, yaitu mendiskusikan, menelaah, dan mempertimbangkan kembali pendapat-pendapat sampai diperoleh suatu keputusan yang memaksa semua pihak.

sumber : 
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
  • Widyatmini. 1996. Pengantar Organisasi & Metode. Edisi Pertama Cetakan Kelima. Depok. Gunadarma.
  • Subagiyo dan Wibowo, Mardian. 2007. Sosiologi untuk SMA dan MA kelas XI. Jakarta: Piranti Darma Kalokatama.