Siapa yang tak pernah merasakan kesedihan?
Tentu tidak akan ada orang yang akan mengacungkan tangannya. Jika pun ia
tidak pernah memperlihatkannya di khalayak ramai, tentulah di kala dia
sedang sendiri, ia pasti pernah merasakan kesedihan.
Kesedihan itu datang ketika kita gagal mendapatkan sesuatu yang sangat
kita inginkan.
Kesedihan itu dirasakan ketika kita kehilangan seseorang atau sesuatu yang
kita cintai.
Kesedihan itu melingkupi ketika kita berpisah dari orang atau benda yang
kita sayangi.
Kesedihan bukanlah kesedihan itu sendiri.
Sebab tak semua sedih adalah kesedihan yang sebenarnya.
Mungkin saat kesedihan itu terjadi, kita mengganggapnya adalah sesuatu
yang menghancurkan hati. Namun setelah beberapa saat, kesedihan itu tidak
lagi harus ditangisi, malah dirayakan dengan tawa bahagia.
Tak semua kesedihan dapat hilang di sekedipan mata. Tak semua juga yang
mampu diterima dalam waktu yang singkat. Akupun bisa berkata demikian
setelah bertahun mencoba menengahi hati agar mampu menerima ini sebagai
sesuatu yang biasa, seperti halnya kebahagiaan.
Jika kau mampu menerimanya dengan hati yang terbuka luas, maka kesedihan
hanyalah serapuh tawa. Yang mudah datang dan pergi. Kesedihan itu ada
kalanya datang karena diundang dan suatu saat memang terjadi tanpa
direncana.
Konyol memang. Bersedih untuk sesuatu yang tak pantas. Yang mungkin kala
ini tengah membagi hangat senyumannya di belahan bumi lain.
Tapi rasa terima kasih menggenapi hati. Bahwa kesedihan ini adalah sesuatu
yang membuatku belajar menerima dengan lapang. Bahwa tak semua hal yang
aku inginkan wajib aku dapatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar